Pencerahan : Tafsir Itu

Hari-hari Ramadhan berlalu begitu cepat. Baru saja rasanya kita begitu bersyukur diberikan rahmat oleh Allah Subhanu Wata’ala untuk menjejakkan lagi langkah-langkah kita di bukit dan lembah peribadatan yang—subhanallah—begitu bernilai di mata Allah, tanpa terasa hari ini kita telah berada di hari ke-7 Ramadhan.

Kita patut merasa amat berbahagia sebagai insan dan hamba-Nya yang telah dikarunia umur, kesehatan, dan kesempatan sehingga bertemu lagi kita dengan bulan yang senantiasa kita rindu-rindukan. Saat ini, bukanlah seperti seorang kanak-kanak yang senantiasa menghitung-hitung jumlah hari ramadhan yang bertanggalan, demi mencapai kebahagiaan lain di bulan Syawal. Tapi, kita memasuki Syawal dengan mulai menghitung-hitung berapa ratus hari lagi kita sampai ke bulan Ramadhan tahun berikutnya. Mengapa? Karena inilah bulan dimana umat muslim berkesempatan menebus dosa-dosanya yang telah lewat. Bulan yang dijanjikan oleh Allah, bahwa selepas ramadhan dengan begitu banyak ibadah yang dapat dilakukan—dengan begitu banyak pula pahala dan balasan yang diberikan oleh yang Maha Rahman dan Maha Rahim—maka manusia akan terlahir kembali suci seperti bayi.

Kegiatan yang amat baik dilakukan di bulan ramadhan ini adalah dengan menyempatkan membaca Tafsir Al-Qur’an. Barangkali inilah bulan ibadah yang amat sayang tidak diisi dengan kesempatan menggali pemahaman akan Al-Qur’an, mencoba mencari pencerahan, meneroboskan seberkas sinar pada hati kita masing-masing agar terbuka dan tersucikan dengan tafsir itu tadi. Insya Allah, pemahaman kita akan kewajiban-kewajiban sebagai hamba Allah akan semakin mempertebal keyaqinan dan keimanan kita kepada Allah Tuhan yang Maha Agung.

Kewajiban berpuasa sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183, diperintahkan puasa “supaya kamu bertaqwa“, dapatlah dipahamkan jalan tengah yang dikehendaki Islam dengan puasa. Dan tempat mereka bertanggungjawab semata-mata hanya kepada Allah. Apabila puasa ini dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dengan iman dan kesadaran ( imanan wahtisaaban ), niscaya sehabis hari sebulan itu akan sangatlah terasa kesannya yang besar bagi jiwa.

Sungguh, sempatkanlah waktu barang lima belas menit untuk membaca Tafsir Al-Qur’an, sebelum berangkat ke kantor. Kemudian, ada waktu luang di kantor sempatkan lagi membaca lima belas sampai setengah jam, akhirnya menjelang saat berbuka upayakan lagi sepuluh sampai lima belas menit untuk menuntaskan beberapa bagian. Insya Allah, ibadah kita di bulan puasa akan menjadi lebih dan amat bermakna.

Selamat berpuasa.

5 Comments

  1. librina said,

    September 7, 2008 at 10:52 pm

    Subhanallah,tulisan mu menyejukan hati dan mempunyai makna bagi ku,waktu berlalu begitu saja,kesibukan nggak bisa dihentikan,
    banyak diantara kita hanya baca Al Quran tapi malas baca Tafsirnya.
    Jangan Lupa bayar Zakat,ada hak orang lain yang jangan kita lupakan.terima kasih sobat.

  2. hujanjam13 said,

    September 7, 2008 at 10:57 pm

    @librina : Ah, saya cuma sedang punya kesempatan mengingatkan,
    dan dalam detik yang sama kamu juga mengingatkan aku
    tentang hal lain ‘kan? Thanks a lot….

  3. librina said,

    September 7, 2008 at 11:17 pm

    iyach Sobat,kita hanya kerikil kecil yang siap ditiup angin puting beliung,
    Kejujuran adalah segala2nya di dunia ini,tapi arti kejujuran sering disalah artikan,kapan kita harus jujur,hati kita tau kapan kita jujur.
    Seorang pemimpin harus jujur,sehingga tercipta keterbukaan ,saling mempercayai.
    Kebohongan membawa malapetaka,yang akan terbongkar kemudian hari
    Pada bulan Ramadhan ini Permohonan ampun pada mu ya alllah segala dosa yang telah ku perbuat.aku bersujud padamu .

  4. hujanjam13 said,

    September 7, 2008 at 11:25 pm

    @librina : Wah, kaya’nya kamu sudah pantas jadi politisi, deh.
    Kalo udah siap, masuk PAN aja, ya? *promosi….*

  5. achfaisol said,

    September 9, 2008 at 1:41 pm

    terima kasih sharing info/ilmunya…
    saya membuat tulisan tentang “Mengapa Pahala Tidak Berbentuk Harta Saja, Ya?”
    silakan berkunjung ke:

    http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/08/mengapa-pahala-tidak-berbentuk-harta.html

    semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin…

    salam,
    achmad faisol
    http://achmadfaisol.blogspot.com/


Leave a comment